Jakarta – Milenial Influencer Sherly Annavita mengatakan era digitalisasi pasti memiliki sisi positif dan negatif. Positifnya semua hal bisa jadi lebih mudah, lebih efektif dan jauh lebih efisien. Dan negatifnya adalah ketika kemampuan berpikir kritis masih cukup rendah dan Indonesia dalam konteks ini tingkat literasi masih tercatat cukup rendah.
Sherly mengungkapkan, menurut data Program for International Student Assessment (PISA) bahwa Indonesia masih peringkat 60 dari 61. “Ini membuat kita masih gampang terprovokasi dengan hoax dengan berita-berita yang tidak benar, dengan informasi-informasi yang dipertanyakan sumbernya itu kita sangat gampang untuk terpancing baik secara pola pikir maupun emosi,” kata Sherly saat menjadi pembicara dalam acara Diskusi Akhir Tahun 2021 DPP PKS, Ahad (26/12/2021) secara online melalui akun instagram @PK_Sejahtera.
Besarnya jumlah penduduk Indonesia, masih kata Sherly, pada akhirnya sangat mudah dibawa sesuai dengan isu yang beredar, hal ini merupakan pekerjaan rumah (PR) semua pihak, terkhusus anak muda yang posisinya sekarang lebih dari 50% penduduk indoneisia.
“Lebih dari 50% penduduk Indonesia diisi oleh anak muda untuk mengisi digitalisasi ini dengan suatu yang positif dengan karya dengan hal-hal yang bisa menginspirasi dan menginspiratif, sehingga apa yang kita lihat baca tonton dan dengar di sosial media ini justru sesuatu yang penuh dengan harapan penuh dengan sesuatu yang positif,” imbuh Sherly.
“Siapapun kita apapun latar belakang kita sesuai kapasitas dan wewenang kita, ayo kita mulai berkarya sesuai kemampuan kita masing-masing,” pungkas Sherly.
Senada dengan Sherly, Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) yang juga Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati mengatakan, dalam menghadapi era digital kaum perempuan khususnya para ibu harus dapat mengelola dampak positif yang dihasilkan dari era digital, untuk dapat dijadikan tools agar bisa digunakan sebagai optimalisasi diri dan meraih keidupan yang lebih baik.
“Apalagi di era pandemi covid 19 ini benar-benar emak-emak ini akhirnya menjadi melek banget dengan digital, karena paling tidak mendampingi anak-anak dengan zoom, akhirnya semua aktivitas pakai zoom, semua update juga di sosmed, bagaimana kita mengelolanya karena kita tidak bisa lari dari era digital ini. Karena banyak juga era digital ini yang disalahgunakan, kita harus smart and becareful,” kata Mufida.
“Pemuda-pemudi Indonesia itu harapan bangsa jadi harus semangat mengisi aktivitas produktivitas hidupnya,” ujar Mufida.(adv*)