Aceh – Baitul Mal Aceh (BMA) bekerjasama dengan Baznas RI mengadakan pelatihan Input Data Pelaporan Zakat Nasional Tahun 2022 yang dihadiri oleh operator Baitul Mal se-Aceh.
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, mulai dari tanggal 15-17 Juni 2022, bertempat di Aula Baitul Mal Aceh,pada hari Rabu (15/6/2022).
Pelatihan ini merupakan rangkaian upaya Baznas RI untuk menghasilkan laporan pengelolaan zakat dan infak yang berstandar nasional, khususnya yang terkait dengan data kinerja penghimpunan dan penyaluran zakat oleh Baznas provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.
Anggota Badan BMA, Khairina ST pada pembukaan kegiatan mengatakan, laporan yang seragam dan berbasis IT akan memudahkan publik dalam mengawasi kinerja Baitul Mal. Sehingga, kepercayaan publik pun akan meningkat.
Karena itu, ia menyambut baik kehadiran Baznas untuk membimbing dan mendampingi amil Baitul Mal se-Aceh, agar terampil menggunakan sistem aplikasi pelaporan yang telah disediakan.
Kegiatan ini sejalan dengan komitmen Baitul Mal se-Aceh pada Rapat Koordinasi awal Juni lalu untuk melakukan penguatan sistem data terintegrasi.
“Hal ini penting dilakukan agar laporan pengelolaan zakat dan infak di Baitul Mal dapat diakses dengan mudah, transparan, dan terpantau secara real time,” sebut Khairina.
Direktur Inovasi dan Teknologi Informasi BAZNAS RI, Achmad Setio Adinugroho yang menjadi fasilitator pada pelatihan ini menyampaikan, kegiatan ini ditujukan untuk memaksimalkan salah satu aspek pengelolaan ZIS secara nasional, yaitu aspek pelaporan.
“Pengelolaan di masing-masing daerah sangat beragam. Karena itu kita berinisiatif mengusulkan format pelaporan yang seragam sebagai standar pelaporan Baznas di seluruh Indonesia,” ujar Setio.
Ia berharap nantinya laporan penerimaan dan penyaluran zakat akan lebih mudah dipahami, lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan setiap saat karena sudah berbasis IT.
“Jika sebelumnya masih dihimpun secara manual sehingga mudah terjadi kesalahan dalam laporan, semoga dengan hadirnya aplikasi berbasis IT, kesalahan tersebut bisa diminimalisir atau dihindari,” kata Setio. (Dm/inp*)