Aceh Barat Daya – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim, SH layak mendapatkan penghargaan Man Of The Year dalam Anugerah TIMES Indonesia (ATI) tahun 2021. Jumat, (24/6/2022)
Mengapa tidak, selama kepemimpinannya menjabat sebagai orang nomor satu di kabupaten berjulukan ‘bumoe breuh sigupai’, Akmal berhasil membawa perubahan dan kesejahteraan, terutama pada sektor pertanian dan perkebunan. Akmal dinilai telah berhasil memupuk asa menjadi berkah.
Terutama Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guinensis Jack), bagi sejumlah petani tanaman kelapa sawit (elaeis guinensis Jack) didaerah itu, Akmal merupakan sosok pahlawan, hal tersebut dikarenakan ia telah menoreh dan berjasa dalam berbagai aspek keberhasilan petani sawit.
Tahun pertama kepemimpinannya pada periode 2007–2012 lalu, Akmal telah membagikan ribuan batang bibit sawit unggul dengan tujuan dapat membantu dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dari sebagian besar bantuan bibit yang diberikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Abdya pada saat itu, kini telah berbuah dan menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Bahkan diketahui produksi TBS di Abdya saat ini rata-rata mencapai 1.500 ton perhari, dengan luas lahan perkebunan sawit diperkirakan sekitar 35 ribu hektare.
“Sudah cukup bagus sawit di Abdya. Semua sawit yang saya bagikan itu sawit bagus, semua adalah bibit unggul,” ujar Akmal.
Hasil panen TBS kelapa sawit dari perkebunan warga di wilayah setempat dijual oleh petani kepada agen agen atau pengepul, selanjutnya agen menjual kembali dan membawanya ke Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yang berada diluar Abdya. Sehingga penghasilan dari penjualan TBS menjadi berkurang akibat biaya transportasi.
Padahal, pada periode pertamanya lalu, Akmal sudah berupaya agar PMKS dapat terbangun dan berdiri di kabupaten bertuan tanah ‘Teungku Peukan’ itu. Akan tetapi, pengorbanan dan perjuangan Akmal mendapatkan banyak rintangan dan halangan dari sejumlah pihak dan kelompok yang tidak sepakat dengan pendirian PMKS tersebut.
Kemudian mewujudkan Mimpi Pembangunan PMKS, Walaupun berbagai gejolak masalah yang dihadapi, bupati yang dikenal cukup gigih ini tidak patah arang dalam mewujudkan pembangunan PMKS di Abdya. Sehingga pria kelahiran tahun 1965 itu pun berupaya melakukan pendekatan dengan para pengusaha pabrik penghasil minyak sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO) yang ada di Provinsi Aceh.
Kemudian, pada periode kedua tahun 2017-2021 Akmal menjabat sebagai Bupati Abdya, ia telah menemukan orang yang tepat yang dapat mengelola dan membangun PMKS di Abdya untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit.
Bahkan, pria yang lebih akrab dengan sapaan Yahwa Akmal ini, juga telah menyatakan bahwa PMKS yang dibangun oleh PT. Mon Jambee yang terletak di Desa Lhok Gayo, Kecamatan Babahrot, Abdya akan segera dapat dioperasikan.
“Bang Subar adalah pengusaha dari Aceh, beliau sudah cukup mampu membangun pabrik PMKS di Abdya, dan saya tidak salah meminta beliau yang mendirikan PKS di Abdya karena pengusaha muslim,” ucap Akmal.
Kini, pembangunan pabrik PKS tersebut sudah telah rampung dikerjakan. Bahkan saat ini, PMKS PT Mon Jambee telah beroperasi dan memproduksi CPO dari hasil panen TBS kelapa sawit milik petani.
“Dengan hadirnya PKS PT. Mon Jambee ini diharapkan akan menyelesaikan segala permasalahan para petani sawit Abdya selama ini. Terutama dalam penentuan harga sawit yang menguntungkan bagi para petani sawit kita,” ungkap Akmal.
Selanjutnya Jengkol / Jering (Archidendron Pauciflorum), Selain disektor perkebunan sawit, Akmal juga telah membawa harum nama Kabupaten Abdya ke tingkat nasional melalui tanaman jengkol unggul.
‘Si Bau’ jengkol produksi Kabupaten Abdya, Aceh memiliki variates jengkol (Archidendron pauciflorum) paling enak dan telah bersertifikat dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) yang diserahkan melalui Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah dan diterima oleh Bupati Abdya, Akmal Ibrahim.
Pada kunjungan Gubernur Aceh ke Abdya dalam agenda peresmian jembatan rangka baja Krueng Teukuh, Kuala Batee dan penyerahan sertifikasi jengkol unggul, Akmal mengatakan, selama ini kiblat pengadaan jengkol di seluruh Indonesia di Provinsi Lampung, satu-satunya pemilik varietas jengkol unggul nasional.
“Sekarang Aceh dengan merk jengkol Abdya sudah disertifikat oleh Mentan RI,” katanya.
Bupati Akmal mengungkapkan, selain rasanya yang enak, jengkol Abdya juga unggul dalam produksi jika dibandingkan dengan wilayah lain. Bahkan, pedagang luar Aceh lebih memilih untuk membeli produk unggulan Abdya tersebut sebagai bahan dagangannya walaupun harganya lebih tinggi.
“Keunggulan produksinya tiga kali lipat dibanding jengkol Lampung. Harga jengkol Abdya juga dibeli pedagang lebih mahal dua kali lipat oleh pedagang luar Aceh. Sebab rasanya lebih enak,” jelas Akmal.
Tambah Akmal, masyarakat di kabupaten setempat yang memilih bertani jengkol akan mampu membangun rumah baru, hingga umrah dua atau tiga kali dalam setahun dari hasil pertanian jengkol.
“Penghasilan satu hektar jengkol yang sudah usia 10 tahun ke atas, jauh diatas penghasilan resmi Eselon 2 dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di propinsi,” pungkas Akmal.
Selain berhasil di sektor perkebunan sawit dan jengkol, Abdya juga diketahui merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang persentase perekonomian normal karena pertanian dan perkebunan disaat wabah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Kabupaten Abdya saat ini dipimpin oleh Bupati Akmal Ibrahim dan Wakil Bupati Muslizar MT.
Setelah berbagai pertimbangan yang sangat matang, TIMES Indonesia menganugerahkan Bupati Abdya Akmal Ibrahim SH penghargaan Man Of The Year dalam Anugerah TIMES Indonesia 2021 (ATI 2021). Penghargaan tersebut diserahkan oleh wartawan TIMES Indonesia perwakilan Provinsi Aceh, T. Khairul Rahmat Hidayat di lokasi tambak udang vaname, Susoh, Abdya, Aceh. (RED).