KSINews | Banda Aceh – Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Provinsi Aceh, Tedy Kurniawan Bakri menghimbau masyarakat agar konsultasikan kepada pihak Apoteker terkait hal konsumsi obat batuk untuk anak, karena hal tersebut bisa menyebabkan gagal ginjal bahkan kematian, bila tidak diketahui kegunaan dan mamfaatnya serta Izin BPOM-RI. Rabu, (19/10/22).
Tedy mengatakan, perihal ini sebagaimana dilansir Reuters, Pemerintah Gambia pada Jumat lalu mengabarkan bahwa jumlah kematian anak akibat cedera ginjal akut, yang diduga terkait dengan sirup obat batuk buatan India telah meningkat sebelumnya 66 menjadi 70.
Gambia mengungkapkan, jumlah kematian anak terkait sirup obat batuk buatan India telah meningkat menjadi 70 orang. Presiden Gambia, Adama Barrow langsung memberikan arahan terbaru pada pertemuan kabinet darurat untuk membahas masalah tersebut.
Sirup yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals Ltd yang berbasis di New Delhi, Sejak insiden itu, salah satu pabriknya di India utara ditutup karena otoritas kesehatan di sana sedang menyelidiki kasus ini.
Menurut laporan terkini, Direktur Pelayanan Kesehatan Gambia, Mustapha Bittaye mengatakan bahwa dia telah menarik penjualan empat merek obat dari pasar karena insiden di Gambia. Keempat produk sirup obat batuk tersebut yaitu Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.
Dikabarkan juga bahwa WHO telah mengeluarkan peringatan global untuk empat sirup obat batuk tersebut, Diduga produsen obat Maiden Pharmaceuticals tidak memiliki jaminan keamanan dalam penggunaan produk.
Disamping itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) telah menegaskan bahwa keempat produk obat batuk pemicu gagal ginjal akut misterius di Gambia, tidak terdaftar di Indonesia.
“Hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical India, tidak ada yang terdaftar di BPOM,”ungkapnya pada media.
Kendati demikian, Tedy Kurniawan Bakri menyebutkan bahwa IAI Aceh telah mengintruksikan seluruh apotek untuk menghentikan sementara penjualan obat-obatan syrup hingga proses penelitian di Kementerian Kesehatan selesai, sesuai surat edaran Menteri Kesehatan.
“Ini sebagai langkah antisipasi, sehingga sementara waktu dihentikan dulu penggunaannya. Masyarakat tidak perlu panik, Apoteker akan memilihkan obat bentuk sediaan yang lainnya seperti tablet dengan dosis dan indikasi yang tepat sebagai pengganti obat syrup,”ungkapnya.
Tedy menambahkan, adapun ciri-ciri gejala gagal ginjal akut ini diantaranya sulit buang air kecil, warna urine gelap, sesak nafas, mual dan muntah serta beberapa gejala lainnya. Saat ini pendataan masyarakat yang mengalami keluhan seperti ini terus dilakukan, kita harapkan tidak ada kasus seperti di Gambia.
“kami menghimbau masyarakat tidak perlu panik, silahkan datang ke Apotek untuk berkonsultasi dengan apoteker tentang obat-obatan yang digunakan agar obat-obatan yang gunakan tepat dan aman,”tutupnya.