Home / Daerah

Kamis, 19 Januari 2023 - 16:36 WIB

Banjir Rob Yang Terjadi Bersamaan Dengan Gempabumi Talaud M 7.1 Paksa 80 Warga Mengungsi

REDAKSI - Penulis Berita

FOTO: Warga beraktivitas di lokasi pengungsian TPI Higenis, Desa Wosia, Kecamatan Tobelo Tengah, Kabupaten Halmahera Utara, Rabu (18/1). Warga mengungsi setelah tempat tinggal mereka terdampak banjir rob yang terjadi bersamaan dengan gempabumi M 7.1.

FOTO: Warga beraktivitas di lokasi pengungsian TPI Higenis, Desa Wosia, Kecamatan Tobelo Tengah, Kabupaten Halmahera Utara, Rabu (18/1). Warga mengungsi setelah tempat tinggal mereka terdampak banjir rob yang terjadi bersamaan dengan gempabumi M 7.1.

KSINews, Maluku Utara – Sebanyak 80 warga masih bertahan di lokasi pengungsian yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Higenis, Desa Wosia, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, sejak Rabu (18/1) malam hingga hari ini, Kamis (19/1). Para warga tersebut masih mengungsi karena rumah mereka rusak terdampak banjir rob.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara, Abman menuturkan bahwa warga diungsikan hingga beberapa waktu ke depan, mengingat gelombang air laut masih tinggi dan berpotensi terjadi rob susulan. Abman menambahkan, pihaknya akan terus memonitor kondisi cuaca dan perairan sesuai rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Mereka kami minta untuk tetap mengungsi sementara sampai beberapa waktu ke depan. Di samping memang karena rumah mereka rusak karena rob, kita juga tunggu informasi dari BMKG,” jelas Abman melalui sambungan telepon.

Baca Juga :  Fasilitasi Bayi Bocor Jantung, Pihak Keluarga Ucapkan Terimakasih Ke Pemkab Abdya

Lebih lanjut, Abman menuturkan bahwa pengungsian warga tersebut didirikan karena dampak dari banjir rob, bukan karena gempabumi dengan skala magnitudo (M) 7.1 yang mengguncang pada Rabu (18/1) pukul 13.06 WIB, atau sesaat sebelum kemudian terjadi banjir rob. Abman juga memastikan bahwa banjir rob tersebut terjadi karena faktor cuaca, bukan dipicu oleh gempabumi.

“Itu dua hal yang berbeda. Jadi rob ini memang terjadi bersamaan, sesaat setelah gempabumi. Namun bukan karena gempa, melainkan faktor cuaca. BMKG sebelumnya sudah memberikan informasi tentang adanya potensi banjir rob,” jelas Abman.

Pihak BPBD Kabupaten Halmahera Utara telah memberikan bantuan kebutuhan dasar, baik makanan, logistik lainnya dan peralatan yang dibutuhkan selama di pengungsian. BPBD Kabupaten Halmahera Utara juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membuat tanggul penahan ombak dari kantong berisi pasir dan melakukan pembersihan puing bangunan yang rusak akibat terdampak banjir rob.

FOTO: Pembuatan tanggul penahan banjir rob darurat dari kantong berisi pasir oleh tim BPBD Kabupaten Halmahera Utara bersama TNI dan instansi terkait di Desa Wosia, Kecamatan Tobelo Tengah, Kabupaten Halmahera Utara, Kamis (19/1).

Situasi Kondusif

Baca Juga :  Fasilitasi Bayi Bocor Jantung, Pihak Keluarga Ucapkan Terimakasih Ke Pemkab Abdya

Gempabumi M 7.1 sendiri telah menyebabkan dua unit rumah rusak di Desa Sabatai Tua, Kecamatan Morotai Selatan dan empat unit rumah rusak di Desa Sangowo Barat, Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Morotai.

BPBD Kabupaten Pulau Morotai saat ini telah melaporkan bahwa sedikitnya ada 24 jiwa yang terdampak gempabumi tersebut. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa itu, situasi sudah kondusif dan kerugian material masih dalam pendataan lebih lanjut.

Sementara itu hasil laporan sementara dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempabumi yang berpusat di 2.80 LU dan 127.11 BT itu juga dirasakan di Kabupaten Halmahera Barat dan Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara.

Baca Juga :  Fasilitasi Bayi Bocor Jantung, Pihak Keluarga Ucapkan Terimakasih Ke Pemkab Abdya

Berikutnya Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan Kabupaten Kepulauan Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara, juga melaporkan guncangan gempabumi dengan periode waktu antara 20-25 detik.

Hingga saat ini, BMKG mencatat ada sebanyak 31 gempabumi susulan dengan skala M 3.8 sampai dengan M 5.3 yang berpusat tak jauh dari lokasi episentrum gempa utama..

Sebagai antisipasi adanya potensi dampak gempabumi susulan, BPBD setempat telah memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diminta agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempabumi.

Selanjutnya BPBD juga mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum memutuskan untuk kembali ke dalam rumah masing-masing.[]

Editor: DIMA-ATIN

Share :

Baca Juga

Aceh Besar

Plt Sekda Aceh Besar Ikuti Rakor Terkait Verifikasi PPPK Tahap II Secara Virtual

Daerah

Dishub Kota Banda Aceh Tertibkan Jukir Liar

Daerah

Belum Setahun, Jalan SP. Nasional-Baet Sukamakmur Aceh Besar Kembali Rusak

Daerah

Pangdam IM Silaturahmi Dengan Wali Nanggroe Aceh.

Daerah

LMPP MADA Jateng Dan Marcab Audiensi Bersama Bakesbangpol Jepara

Daerah

Peringati HUT RI Ke -79, Kodim 0111/Bireuen Laksanakan Ziarah Nasional Ke Makam Pahlawan Kolonel Husen

Daerah

SAPA Desak Pj Gubernur Aceh Publikasikan Pokir Dewan

Daerah

Budidayakan Tanaman Produktif, Babinsa Koramil 09/Makmur Bersama Masyarakat Desa Binaan Bersihkan Lahan Yang Akan Ditanami Pepaya