KSINews, Bireuen – Data mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan yang strategis dan taktis untuk pembangunan bidang peternakan.
Berdasarkan data lapangan, dapat diketahui kondisi terkini dari perkembangan peternakan, baik terkait populasi ternak maupun dinamika yang terjadi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran, dalam sambutannya pada Rapat Integrasi dan Updating Data serta Verifikasi dan Validasi Data Peternakan Aceh tahun 2023, di Aula Hotel Fajar, Selasa (21/2/2023) malam.
“Kita semua tentu ingin menangani dan membangun bidang peternakan di Aceh dengan baik. Oleh karena itu, tentu diperlukan data populasi ternak yang baik dan benar, agar upaya ini bisa terlaksana,” ujar Zalsufran.
Zalsufran mengungkapkan, untuk menuju perbaikan yang dicita-citakan, sesuai arahan Gubernur Aceh, maka diperlukan pembenahan sarana dan prasarana peternakan yang ada, sesuai dengan kondisi di Kabupaten/Kota.
“Dengan kelengkapan data, maka kita dapat mengetahui penyakit hewan beserta kebutuhan obat, begitu juga lokasi kawasan peternakan yang potensial. Semua itu dapat kita peroleh jika kita memiliki informasi yang baik, tentunya semua itu bersumber dari data yang baik dan akurat,” kata Zalsufran.
Zalsufran mengungkapkan, kegiatan yang diikuti oleh para petugas pelaporan dan data peternakan kabupaten/kota se-Aceh ini, bertujuan untuk melakukan sinkronisasi dan pembaharuan data peternakan yang akan digunakan sebagai dasar menentukan Angka Tetap (ATAP) dan Angka Sementara (ASEM) tahun 2023.
Kadisnak menegaskan, dengan data akurat yang ada, maka akan diketahui seberapa besar kekuatan peternakan Aceh, dan berapa kebutuhan sarana prasarana penunjang untuk mendukungnya, agar dapat dituangkan dalam perencanaan pembangunan peternakan.
“Kami optimis, Dengan kekuatan data yang ada, maka pembangunan peternakan mampu memenuhi kebutuhan rakyat, peternakan dapat menjadi sumber pendapatan dan membuka kesempatan kerja usaha peternakan yang berkelanjutan sehingga mampu berkontribusi pada usaha Pemerintah terkait upaya pengentasan kemiskinan,” ujar Zalsufran.
Untuk itu, Kadisnak mengimbau para petugas pendataan bekerja dengan bersungguh-sungguh agar data yang didapat benar-benar riil dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Data yang kita sajikan akan menggambarkan berhasil atau tidaknya pembangunan peternakan yang kita jalankan di Provinsi Aceh melalui seluruh Kabupaten/Kota. Kumpulkan data secara baik dan benar agar bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk mengidentifikasi permasalahan dan dapat menjadi acuan pembangunan peternakan dan sebagai dasar penyusunan program selanjutnya di Kabupaten/Kota,” imbau Zalsufran.
“Terima kasih kepada narasumber yang sudah bersedia berbagi ilmu dengan para peserta. Kepada peserta, kami imbau untuk mengikuti acara ini dengan seksama dan silakan didiskusikan jika ada hal-hal yang kurang dipahami. Semoga upaya yang kita tempuh untuk mewujudkan pembangunan sub sektor peternakan melalui data yang terintegrasi ini memberikan hasil yang maksimal,” pungkas Zalsufran. [IRFAN]