Home / Pariwisata

Kamis, 16 Maret 2023 - 22:44 WIB

Mengunjungi Perpustakaan Tanoh Abee, Salah Satu Perpustakaan Tertua di Asia Tenggara

REDAKSI - Penulis Berita

KSINews – Perpustakaan Tanoh Abee, tentunya tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Aceh bahkan masyaralat dari luar Aceh. Perpustakaan yang terletak di Komplek Dayah Tanoh Abee, Kecamatan Seulimuem, Aceh Besar, menurut penelitian Arkeologi Islam Indonesia merupakan satu-satunya perpustakaan Islam tertua di Asia Tenggara.

Perpustakaan yang telah ada sejak kepemimpinan Sultan Iskandar Muda ini banyak tersimpan manuskrip tentang Islam, seperti ilmu Fiqih, ilmu Tasawuf, ilmu Ibadah, dan masih banyak ilmu-ilmu yang dibahas lainnya. Kitab-kitab yang tersimpan di dalam pesantren tersebut merupakan tulisan tangan karya para ulama Aceh terdahulu.

Perpustakaan Tanoh Abee tersebut dikelola secara turun temurun mulai dari pendirinya Syeh Fairus Al-Baghdady diteruskan oleh anaknya bernama Syeh Nayan. Kemudian Syeh Nayan mewariskan kembali perpustakaan tersebut sekaligus pesantrennya bernama Syeh Abdul Hafidh.

Selanjutnya diwariskan kepada Syeh Abdurrahim, yang menurut catatan sejarah, Syeh Abdurrahim termasuk pewaris pesantren Tanoh Abee yang sangat banyak mengumpulkan naskah-naskah kuno untuk menjadi koleksi perpustakaan.

Dari Syeh Abdurrahim perpustakaan dan pesantren ini diwarisi oleh Syeh Muhammad Saleh. Diteruskan oleh anaknya Syeh Abdul Wahab.

Kemudian Syeh Muhammad Sa’id. Dari Muhammad Sa’id pesantren ini diurus oleh Teungku Muhammad Ali, hingga kemudian jatuh kepada Teungku Muhammad Dahlan atau yang lebih dikenal dengan Abu Dahlan Tanoh Abee. Abu Dahlan, meninggal dunia pada tahun 2007 silam.

Berdasarkan informasi, saat ini di perpustakaan itu tersimpan sedikitnya 6000 judul kitab hasil tulisan tangan ulama yang pernah memimpin dayah tersebut.

Dari total kitab-kitab tersebut, saat ini yang masih tersimpan di perpustakaan Tanoh Abee sekitar 80 persen. Sedangkan 20 persen lainnya sudah hilang dan diambil oleh tentara belanda sewaktu menjajah Aceh.

Kitab yang tersisa ini dulunya diselamatkan oleh masyarakat dengan membawanya ke hutan. Saat sudah aman masyarakat kembali menyimpannya di dayah.

Selain itu, naskah-naskah tulisan tangan itu banyak hilang saat diadakan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) pertama di Aceh.

Sejumlah naskah kuno, kitab hasil karangan para ulama Aceh terdahulu, tersimpan rapi di perpustakaan ini. Namun karena usang dimakan waktu, naskah-naskah tersebut banyak yang lapuk dan rusak akibat tidak mendapat perawatan sebagaimana mestinya.

Setiap hari perpustakaan Tanoh Abee banyak dikunjungi oleh masyarakat Aceh dan dari luar Aceh. Bahkan, beberapa ilmuan asal luar negeri juga pernah mendatangi perpustakaan tertua di Nusantara ini untuk mengadakan penelitian.

Dari perpustakaan ini pula cukup banyak yang telah berhasil memperdalam ilmunya dalam penulisan tesis atau disertasi dengan meneliti naskah dan kitab-kitab kuno yang terdapat di perpustakaan Tanoh Abee.(ADV)

Share :

Baca Juga

Pariwisata

Masuk Ancol Pada 3 Februari 2023 Gratis, Cek Syarat dan Ketentuannya!

Pariwisata

Komunitas Vespa Diharap Jadi Pilar untuk Promosikan Pariwisata dan Budaya Aceh

Pariwisata

Yuk ke Museum Tsunami Aceh, Ada Pameran Memori Helsinki

Pariwisata

Disbudpar Aceh Bangun Dermaga Wisata Desa Nusa

Pariwisata

Hari Ketiga di Sulut, Presiden Jokowi akan Kunjungi Bunaken hingga Pantai Malalayang

Advertorial

Perkuat Statistik Kepariwisataan, Disbudpar Aceh Kolaborasi dengan BPS

Pariwisata

Ini Dia Jadwal Operasional Museum Tsunami Selama Libur Idul Adha 1445 H
Foto|sumber:KETAPANG-TRAVEL-GUIDE. (Dok)

Pariwisata

Pemkab Ketapang Kembangkan e-KTG Untuk Pariwisata