KSINews, Aceh Barat Daya – Sudah menjadi adat bagi masyarakat Aceh, khususnya di Aceh Barat Daya, untuk menggelar Meugang di Pante Krueng Beukah, Gampong Keude Siblah, Kecamatan Blangpidie.
Tradisi ini telah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum adanya Pemerintah Kabupaten setempat.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tradisi Meugang yang melibatkan pemotongan hewan ternak di kabupaten Aceh Barat Daya telah menjauh dari pusat pemotongan awal.
Melihat fenomena ini, Teuku Rinaldy RA, Keuchik Gampong Keude Siblah, Kecamatan Blangpidie, meminta kepada Forkopmikab Aceh Barat Daya untuk mengembalikan tradisi Meugang ke satu titik.
Menurut penjelasan Teuku Rinaldy, pada masa pemerintahan Teuku Pang Chiek dan seterusnya, Ampoen Teuku Raja Sabie, pelaksanaan Meugang ditetapkan di satu titik di Pante Krueng Beukah, Gampong Keude Siblah.
“Tradisi ini sudah ada sejak awal, jauh sebelum adanya Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya,” katanya.
Ia mengaku, dampak pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu menyebabkan pusat Meugang hilang dan berubah menjadi tempat penjualan daging yang kurang teratur.
“Pemerintahan Gampong Keude Siblah sangat keberatan dengan pembelian daging Meugang yang dilakukan di pinggir jalan di wilayah hukum kami,” sebutnya.
“Selama 4 tahun terakhir, di depan lapangan Persada, Jl. Attaqwa, dan jalan Manyang, kelancaran lalu lintas dan masalah sampah dari sisa kotoran hewan sangat mengganggu,” tambahnya.
Yang lebih menyedihkan, menurutnya, masyarakat di sekitar lokasi pemotongan hewan Meugang selama 15 hari setelah pemotongan merasakan aroma amis yang menyengat.
Selain itu, Teuku Rinaldy juga menyebutkan bahwa berdasarkan audensi Tokoh Masyarakat, Pemuda, dan Ibu-ibu yang akan menjajakan kuliner buka puasa, mereka memandang penting untuk mengembalikan titik Meugang ke Pante Krueng Beukah sebagai bagian dari kearifan lokal.
“Saya berharap tradisi Meugang dapat kembali bersemangat dan memperkaya kehidupan masyarakat setempat. Semoga langkah-langkah yang diambil oleh Forkopmikab Aceh Barat Daya dapat memulihkan keberlangsungan tradisi ini,” katanya.