Aceh Besar – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Sosial dan Baitul Mal Aceh Besar merespons cepat musibah yang menimpa Fatimah Wati (54), warga Gampong Gugop, Kecamatan Pulo Aceh.
Fatimah Wati merupakan salah satu korban terdampak angin kencang yang melanda kepulauan tersebut beberapa hari lalu, yang mana atap bangunan miliknya diterjang badai hingga terbang puluhan meter.
Tenaga Profesional Baitul Mal Aceh Besar, Farhan, secara langsung menyerahkan bantuan senilai Rp 2 juta kepada Fatimah Wati pada hari ini, Selasa, 25 Juni 2024.
Bantuan tersebut disalurkan untuk membantu Fatimah Wati membangun kembali tempat usaha miliknya yang mengalami kerusakan akibat angin kencang.
Farhan menjelaskan bahwa bantuan tersebut bersumber dari dana infak Baitul Mal Aceh Besar yang secara rutin digunakan untuk membantu warga yang terkena musibah atau bencana alam.
“Semoga bantuan ini dapat sedikit meringankan beban dan membantu dalam proses rehabilitasi usaha ibu Fatimah Wati,” ujar Farhan, Selasa 25 Juni 2024 kemarin.
Sementara itu, Fatimah Wati menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemkab Aceh Besar, melalui Dinas Sosial dan Baitul Mal Aceh Besar, atas perhatian dan bantuan yang diberikan.
Fatimah merasa terharu karena Pemkab Aceh Besar merespons cepat ketika mengetahui ada warga yang terdampak musibah walaupun di seberang laut.
“Alhamdulillah, ini akan sangat membantu saya dalam memulihkan usaha saya yang terdampak. Kami bisa memperbaiki kembali atap yang tidak dan kembali memulai usaha,” ungkap Fatimah dengan senyum bahagia.
Musibah angin kencang yang melanda Pulo Aceh pada Sabtu sore, 22 Juni 2024, menyebabkan kerusakan ringan pada atap kios milik Fatimah Wati. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, ada kerugian materiil lebih kurang Rp 3.500.000.
Bantuan ini tidak hanya sebagai bentuk kepedulian, tetapi juga sebagai wujud nyata dari upaya Pemkab Aceh Besar dalam mendukung pemulihan ekonomi masyarakat setempat yang terdampak bencana.
Semoga bantuan ini memberikan manfaat dan semangat baru bagi Fatimah Wati untuk bangkit dan melanjutkan usaha untuk menghidupi ekonomi keluarga.