Banda Aceh – Badan Pembinaan Sepakbola Prestasi Indonesia (BaPSPI) melantik dewan pengurus daerah provinsi Aceh Periode 2021-2025.
Pelantikan dilakukan oleh Sekjen BaPSPI H Yudo Hadiyanto yang berlangsung di Paopia Garden Caffe dan Resto, Pango, Banda Aceh, Selasa (28/12/2021).
Adapun mereka yang dilantik yaitu, Dewan Pengawas terdiri atas Ketua, Hanafiah Ibrahim, anggota, H Firmandez. Sementara Dewan Pengurus terdiri atas, Ketua, Nurmiadi Boy, ST, Wakil Ketua, Zulkifli Alfat, Sekretaris, Zahrial SE, dan Bendahara, Safrul.
Ketua Umum BaPSPI, Eko Setyawan menyampaikan, pengurus BaPSPI pusat terus memperjuangkan hak-hak anak daerah untuk mendapatkan sentuhan pendidikan sepakbola yang benar sehingga berprestasi di kemudian hari.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi
untuk semua pengurus daerah khususnya di Aceh yang sudah berpartisipasi dalam memajukan sepakbola khususnya grassroot atau kelompok umur bawah.
“Semoga semua ini dapat menjadikan sepakbola kita semakin baik dan maju di kemudian hari serta menjadi amal dan berpahala bagi kita masing-masing,” kata Eko.
Sementara itu, Sekjen BaPSPI, H Yudo Hadiyanto usai pelantikan tersebut mengatakan, pengurus BaPSPI Aceh merupakan pengurus daerah tingkat provinsi pertama yang dilantik.
Oleh karena itu, pihaknya menaruh harapan besar kepada pengurus BaPSPI Aceh karena hal tersebut merupakan amanah dan tanggung jawab yang besar.
Sebab, BaPSPI itu lahir untuk menjalankan Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. Yudo menyebutkan, ada lima komponen dalam Inpres tersebut yang mesti diimplementasikan oleh BaPSPI Aceh, diantaranya pada kementerian PUPR dan Kementerian Pertanahan.
“Kita berharap Aceh dapat mengimplementasika pengadaan sarana dan prasarana nantinya, ada lima komponen yang mesti diwujudkan, dari lima itu yang terpenting, manusia, metode konsepnya, machine atau alat, dan budget (keuangan),” ujarnya.
Yudo menambahkan, kehadiran BaPSPI juga untuk mendukung federasi sepakbola yang ada di Indonesia, karena BaPSI juga lahir berawal dari kegundahan belum maksimalnya pembinaan atlit usia dini yang ada di di 34 provinsi di Indonesia sampai ke desa.
Ia menjelaskan, BaPSPI yang bernaung dibawah Mendagri menganut konsep otonomi daerah, mulai dari bupati, kecamatan hingga desa.
“Harapan kedepannya juga seluruh pengurus di provinsi Aceh bisa merangkul dan menggali potensinya dari daerah sampai ke pelosok-pelosok sebagaimana yang diamanahkan dalam Inpres tersebut. Ini yang kita terus dorong untuk bisa diimplementasikan,” pungkasnya.
Ketua BaPSPI Provinsi Aceh, Nurmiadi Boy optimis untuk mewujudkan sarana dan prasarana sebagai bentu implementasi dari lima komponen yang diamanahkan dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2019 kemudian dilanjutkan dengan komponen berikutnya yakni manusia, dimana anak-anak daerah harus mampu menjadi harapan yang dicita-citakan dengan berprestasi lebih baik lagi.
Boy melihat, selama ini anak-anak Aceh belum menampakkan prestasi apapun, sehingga Aceh masih jauh tertinggal di belakang dalam sepakbola Nusantara.
“Harapan ini dengan berdirinya BsPSPI Aceh ini dan didukung oleh semua pihak, Insyaallah Aceh akan memulai dengan hal yang terbaik kedepannya,” tutupnya.