BANDA ACEH – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Azwardi, meminta Kepala Dinas yang membidangi pertanian di seluruh kabupaten/kota untuk mempercepat pemasangan pompanisasi yang telah diberikan oleh Kementerian Pertanian. Berdasarkan data yang ia miliki, realisasi pemasangan alat pompanisasi di lahan pertanian yang mengalami kekeringan saat ini masih rendah.
“Hal ini perlu menjadi perhatian kita semua, sebab kondisi perubahan iklim global menyebabkan el nino yang membuat produksi pertanian menurun dan harga naik,” kata Azwardi saat membuka Rakor percepatan kegiatan optimasi lahab rawa, pompanisasi dan tusip padi gogo, di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh, Senin, (1/7/2024).
Azwardi menyebutkan, kegiatan pompanisasi dengan target 40.748 hektar baru terealisasi 14.105 hektar, yang mana baru memenuhi 34,62 persen dari target.
Selain pompanisasi, kata Azwardi, dalam rangka meningkatkan produksi pertanian, Kementerian Pertanian pada tahun ini juga memfasilitasi program optimasi lahan rawa dan tumpang sisip padi gogo di Aceh.
“Pemerintah Aceh tentu menyambut baik program ini, karena sangat sejalan dengan cita-cita pemerintah Provinsi Aceh, untuk menjadikan Aceh tetap bertahan sebagai lumbung pangan nasional,” kata Azwardi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, mengatakan, berdasarkan peninjauan ke lapangan di beberapa daerah masih ditemukan pompa yang belum terpasang dan masih di rumah kelompok tani atau di gudang.
“Hal ini menjadi perhatian kita bersama sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian agar Pompa Air yang sudah diterima segera dipasang dan digunakan untuk percepatan penanaman,” kata Cut Huzaimah.
Cut mengatakan, sesuai arahan
Menteri Pertanian untuk daerah yang tidak ada sumber airnya namun mendapatkan bantuan pompa air maka harus segera dialihkan pompanya.
Sementara untuk program kegiatan tumpang sisip padi gogo di lahan kelapa dan sawit, kata Cut Huzaimah, juga ditemukan kendala berupa bantuan dari pusat hanya diberikan bantuan benih saja, tidak ada sarana pengendalian gulma karena lokasi ini sebagian besar sudah ditumbuhi semak belukar sehingga target yang telah ditetapkan tidak bisa tercapai.
Rakor tersebut diikuti seluruh kepala dinas kabupaten/kota yang membidangi pertanian dan perkebunan dan para Danrem serta Dandim di 6 kabupaten/kota tempat pelaksanaan program optimasi lahan rawa, yaitu, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat, Aceh Jaya, Nagan Raya, dan Simeulue. []