Kota Jantho – UNICEF Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Puskesmas Darul Kamal dalam rangka monitoring dan evaluasi ke Puskesmas dan Posyandu ILP Gampong (desa-red) Lhang, Kecamatan Darul Kamal, Aceh Besar, Rabu (18/06/2025).
Pada kesempatan tersebut, Kepala Puskesmas Darul Kamal, Maya Sopa, STP, menyampaikan, sejak tahun 2022 layanan kesehatan remaja terus berkembang secara signifikan melalui pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi lintas sektor. Percepatan kemajuan terjadi sejak pertengahan 2024 dengan dukungan pelatihan kader remaja oleh GEN-A dan pendampingan teknis dari UNICEF Indonesia. Atas dedikasi ini, Puskesmas Darul Kamal berhasil meraih penghargaan sebagai Puskesmas ILP terbaik nasional dari Kementerian Kesehatan pada akhir 2024.
“Kami percaya bahwa dengan keterlibatan aktif petugas dan remaja, layanan PKPR dapat menjadi pilar utama dalam membangun generasi yang lebih sehat, tangguh, dan sadar akan kesehatannya sendiri,” ujar Maya.
Kemudian, Health Officer UNICEF Indonesia, Riana Wulandari, M.Sc. menyampaikan Kunjungan ini bertujuan mendokumentasikan praktik dalam penerapan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
“Karena ini sebagai bagian dari program pemodelan kolaboratif yang dikembangkan bersama Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A), Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, dengan dukungan dari UNICEF Indonesia,” ucapnya.
Riana Wulandari juga memberikan apresiasi tinggi atas inovasi dan semangat pengabdian tenaga kesehatan puskesmas Darul Kamal dalam menunjukkan dengan pendekatan kolaboratif dan pemberdayaan remaja secara bermakna, sistem layanan kesehatan dapat diperkuat secara berkelanjutan.
“Komitmen para petugas di lapangan sangat menginspirasi, maka untuk itu kami berikan apresiasi,” imbuh Riana.
Ia menekankan bahwa pelayanan kesehatan remaja harus responsif terhadap kebutuhan anak muda yang dinamis, kesehatan jiwa dan termasuk Kasus depresi serta kecemasan di kalangan remaja terus meningkat.
“Ini membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak, baik puskesmas, sekolah, keluarga, maupun komunitas. Kesehatan jiwa perlu menjadi bagian integral dari PKPR ke depan, karena tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa,” tambah Riana.
Selain itu, Direktur Eksekutif GEN-A, dr. Imam Maulana, turut mengapresiasi keterbukaan puskesmas Darul Kamal dalam menjalin kemitraan dengan organisasi kepemudaan.
“Kami sangat mengapresiasi Puskesmas Darul Kamal, Ingin Jaya, Kuta Malaka, Lhoknga, Banda Raya, dan Meuraxa yang telah membuka ruang kolaborasi dengan generasi muda. Melalui kemitraan ini, kami bersama membangun ekosistem edukatif yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan remaja,” tutur dr. Imam.
Ia turut mengapresiasi keterbukaan puskesmas dalam menjalin kemitraan dengan organisasi kepemudaan.
“Kami sangat mengapresiasi Puskesmas Darul Kamal, Ingin Jaya, Kuta Malaka, Lhoknga, Banda Raya, dan Meuraxa yang telah membuka ruang kolaborasi dengan generasi muda. Melalui kemitraan ini, kami bersama membangun ekosistem edukatif yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan remaja,” ungkap dr. Imam.
Ia menyebutkan, Kunjungan ini sangat penting mengingat pendekatan berbasis komunitas dan lintas sektor dalam penguatan layanan kesehatan remaja. Praktik baik dari Darul Kamal diharapkan dapat direplikasi di berbagai wilayah lain di provinsi Aceh maupun Indonesia.
“Sebagai wilayah model utama, Puskesmas Darul Kamal, Ingin Jaya, dan Banda Raya tidak hanya menunjukkan praktik terbaik, tetapi juga membuka ruang pembelajaran lintas daerah. Pendekatan yang mereka kembangkan diharapkan menjadi inspirasi dalam membangun layanan kesehatan remaja yang lebih inklusif, partisipatif, dan berkelanjutan di seluruh Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, Penanggung Jawab PKPR, Bdn. Malahayati, S.Keb., melaporkan bahwa rata-rata kunjungan remaja ke puskesmas mencapai lebih dari 50 orang per bulan. Skrining rutin menemukan berbagai isu kesehatan seperti hipertensi, Kurang Energi Kronis (KEK), gangguan penglihatan, perilaku merokok, hingga temuan kista ovarium
“Sehingga pihak Puskesmas melakukan Berbagai aktivitas seperti posyandu remaja, edukasi sebaya, dan pemeriksaan antropometri oleh remaja terhadap rekan sebayanya menunjukkan komitmen terhadap pendekatan partisipatif yang berkelanjutan,” pungkasnya.(**)
Editor: Redaksi