Home / Aceh Besar / News / Pemkab Aceh Besar / Pendidikan

Jumat, 27 Juni 2025 - 22:52 WIB

Asisten I Sekdakab Aceh Besar Hadiri Peletakan Batu Pertama Pembangunan SMK 1 Muhammadiyah Aceh

REDAKSI - Penulis Berita

Asisten I Sekdakab Aceh Besar, Farhan, AP bersama Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, menghadiri peletakan batu pertama pembangunan SMK 1 Muhammadiyah Aceh di Gampong Lampeuneurut Gampong, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Jum’at (27-6-2025). FOTO/MC ACEH BESAR

Asisten I Sekdakab Aceh Besar, Farhan, AP bersama Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, menghadiri peletakan batu pertama pembangunan SMK 1 Muhammadiyah Aceh di Gampong Lampeuneurut Gampong, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Jum’at (27-6-2025). FOTO/MC ACEH BESAR

Kota Janthho,— Suasana penuh semangat dan harapan menyelimuti Gampong Lampeuneurut Gampong, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, pada Jum’at (27/6/2025), saat digelarnya acara peletakan batu pertama pembangunan SMK 1 Muhammadiyah Aceh.

Acara ini bukan hanya menjadi simbol awal pembangunan fisik, tetapi juga komitmen bersama untuk membangun masa depan pendidikan yang inklusif dan berkualitas di Aceh.

Peletakan batu pertama dilakukan secara simbolis oleh sejumlah tokoh penting dari berbagai unsur pemerintahan dan organisasi masyarakat, di antaranya Asisten I Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Aceh Besar Bidang Tata Pemerintahan, Keistimewaan, dan Kesejahteraan Rakyat, Farhan, AP, yang hadir mewakili Bupati Aceh Besar.

Turut hadir pula Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI yang juga Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah SE, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Marthunis, S.T., D.E.A, serta jajaran Forkopimda Aceh.

Hadir pula Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, dan Bunda PAUD Aceh, Hj. Marlina, bersama jajaran pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh dan para undangan dari berbagai lapisan masyarakat.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Abdul Mu’ti menyampaikan apresiasi mendalam atas partisipasi dan semangat warga Aceh terhadap pembangunan pendidikan. Ia menyebut bahwa kehadiran SMK ini adalah bukti bahwa Muhammadiyah tidak membangun sekolah untuk kelompoknya semata, tetapi untuk semua anak bangsa tanpa memandang latar belakang.

Baca Juga :  Wujudkan Kepedulian terhadap Pendidikan, Satgas Pamtas Yonif 645/GTY Bantu Menjadi Tenaga Pendidik Di SD Perbatasan

“Sekolah ini bukan hanya untuk warga Muhammadiyah. Ini sekolah untuk semua. Kita ingin menciptakan pendidikan yang memerdekakan, memajukan, dan merangkul semua kalangan,” tegas Prof. Mu’ti disambut tepuk tangan meriah para tamu undangan.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti peran historis Aceh dalam pembentukan bangsa Indonesia.

“Sejak dulu Aceh adalah pelopor pergerakan nasional. Indonesia ini tidak akan seperti sekarang tanpa peran penting Aceh. Dan saya percaya, rakyat Aceh hari ini masih memiliki semangat yang sama seperti leluhurnya berani, ikhlas, dan cinta bangsa,” imbuhnya.

Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, dalam kesempatan itu turut mengucapkan selamat datang kepada Mendikdasmen RI dan menyampaikan kebanggaannya atas kehadiran salah satu tokoh nasional dari Muhammadiyah.

“Kami sangat bangga dan tersanjung dengan kehadiran Bapak Prof. Abdul Mu’ti. Semoga kehadiran beliau membawa berkah dan dorongan semangat bagi pembangunan pendidikan di Aceh,” ujarnya.

Wagub Aceh juga menyampaikan sejumlah usulan kepada Mendikdasmen, salah satunya pembangunan Sekolah Penerbangan (Pilot School) di Aceh, serta perbaikan akses transportasi pendidikan seperti jalan menuju bandara dan pelabuhan.

Baca Juga :  Satlantas Polres Bener Meriah Dengan Dampingi Penyandang Disabilitas Saat Pembuatan SIM D

Sementara itu, Ketua PWM Aceh, A. Malik Musa, SH., M. Hum, menyampaikan rasa terima kasih kepada Mendikdasmen RI dan seluruh pihak yang telah mendukung pembangunan SMK Muhammadiyah ini. Ia menjelaskan bahwa meski lokasi sekolah berada di wilayah administratif Aceh Besar, namun secara institusional sekolah ini tetap diberi nama “SMK Muhammadiyah Banda Aceh”.

“Hal ini karena secara administratif tanah ini telah masuk dalam wilayah Banda Aceh. Namun, kami tetap terbuka dan mengedepankan sinergi lintas wilayah,” jelasnya.

Ia juga menyebut bahwa tanah tempat dibangunnya SMK ini merupakan tanah wakaf dari almarhum Bapak Mahdi, seorang dermawan yang ingin mewakafkan hartanya untuk Muhammadiyah dan dunia pendidikan.
Namun demikian, pandangan berbeda disampaikan oleh Asisten I Sekdakab Aceh Besar, Farhan, AP, yang menyampaikan pentingnya penyesuaian nama sekolah agar sesuai dengan letak geografis dan kewilayahan.

“Saya ingin mengingatkan bahwa lokasi pembangunan SMK ini berada di wilayah Aceh Besar, dan tidak dekat dengan perbatasan Banda Aceh. Maka, alangkah baiknya jika nama sekolah ini diubah menjadi SMK Muhammadiyah Aceh saja tanpa embel-embel Banda Aceh. Ini penting agar tidak menimbulkan kebingungan di kemudian hari, baik dari segi administrasi maupun persepsi publik,” tegasnya.

Baca Juga :  Pj Bupati Aceh Besar fasilitasi Pengurus Asosiasi Galian C dan Sopir Dumtruk 

Ia juga mengapresiasi Muhammadiyah yang terus hadir memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan pendidikan dan berharap kerja sama lintas sektor dapat terus diperkuat demi masa depan generasi muda Aceh.

Antusiasme masyarakat sekitar sangat tinggi. Banyak warga yang hadir menyambut pembangunan ini dengan penuh harapan. Beberapa tokoh masyarakat setempat mengaku senang karena anak-anak mereka kelak bisa mengenyam pendidikan vokasi yang bermutu di wilayah sendiri.

Peletakan batu pertama ini juga ditandai dengan penandatanganan prasasti komitmen bersama, sebagai bentuk deklarasi bahwa pendidikan adalah tanggung jawab kolektif, bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga masyarakat dan organisasi sosial seperti Muhammadiyah.

Acara berlangsung dengan khidmat namun penuh kehangatan, ditutup dengan doa bersama dan peninjauan lokasi pembangunan oleh seluruh tamu kehormatan.

Rencananya, SMK Muhammadiyah ini akan mulai menerima siswa baru pada tahun ajaran mendatang.
Peletakan batu pertama ini menjadi simbol bahwa pendidikan di Aceh tidak hanya dibangun dengan bata dan semen, tetapi dengan semangat gotong royong, komitmen kolektif, dan keyakinan bahwa setiap anak bangsa berhak mendapatkan akses pendidikan terbaik, di manapun mereka berada.

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

Daerah

Tinjau Gerai Vaksin Keliling Polres Bener Meriah

News

Ditpamobvit Polda Aceh Gelar Vaksinasi Massal Sekaligus Bagi Ratusan Bansos

Aceh Besar

Ketua Serikat Perusahatan Pers Aceh Sambangi Markas PWI Aceh Besar

Aceh Besar

Pemkab Aceh Besar Dukung Penanaman 10 Ribu Mangrove oleh PLN di Baitussalam

News

Terus-terusan Dipelintir Terkait Persoalan Internal PWI, Ini Klarifikasi Hendry Ch Bangun

News

Pj Bupati Aceh Barat Hadiri Gala Dinner Offroad BPM

Pendidikan

Pesan Ridwan Kamil kepada Lulusan MNC University: Jemput Ekonomi Baru Lewat Teknologi

News

500 Eks Kombatan GAM Batee Iliek Deklarasi Dukungan untuk Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi