Banda Aceh– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Muhammad Raji Firdana, mengingatkan publik untuk tidak memahami pernyataan Ketua DPRA, Zulfadhli, secara sepotong.
Ia menilai polemik yang muncul di media sosial belakangan ini lebih banyak dipicu oleh potongan video singkat yang dipelintir untuk menimbulkan kesan provokatif.
Ini kan ada yang coba mainkan potongan-potongan video supaya kelihatan menarik, viewernya meningkat karena pro-kontra tadi itu. Harusnya dilihat videonya secara utuh supaya tidak bias, kata nya Kamis, (04/09/2025).
Raji mengakui bahwa memang ada respon Ketua DPRA terhadap orasi mahasiswa yang menyuarakan aspirasi kemerdekaan. Namun menurutnya, kata “merdeka” sendiri punya banyak tafsir dan tidak bisa serta merta dimaknai sebagai ajakan separatis.
Makanya Ketua DPRA sampaikan kalau memang mau pisah dengan pusat, sini biar aku teken. Penafsirannya bisa macam-macam kan. Lagi pula, tidak ada yang ditulis di dalam petisi tuntutan mahasiswa.
Saya lihat langsung, itu tidak ada,” jelas politisi Partai NasDem ini.Ia menegaskan, selama aksi yang digelar mahasiswa berlangsung damai, tertib, dan tanpa kericuhan, maka hal itu patut diapresiasi.
“Bagi saya, poin terpenting adalah demo berjalan lancar, damai. Aceh berbeda dari daerah lain, harusnya kita bersyukur,” kata Raji.
Sebelumnya, Ketua DPRA Zulfadhli menuai sorotan setelah menanggapi tuntutan mahasiswa yang berunjuk rasa di Gedung DPRA, Senin, 1 September 2025. Dalam pernyataannya, ia sempat mengusulkan agar mahasiswa menambah satu poin tuntutan baru, yakni “Aceh pisah dari Jakarta”.
“Atau minta poin satu lagi, pisah aja Aceh dari Pusat. Tulis, biar saya teken,” kata Zulfadhli di hadapan massa aksi. Ucapannya langsung disambut sorak-sorai, meski sebagian mahasiswa mengingatkan agar tidak terprovokasi dan tetap fokus pada tuntutan utama.
Ketegangan sempat mereda setelah beberapa anggota DPRA lain turun menenangkan massa. Namun, saat dimintai klarifikasi wartawan, Zulfadhli justru menegaskan agar pernyataannya diberitakan sesuai dengan apa yang ia ucapkan di depan demonstran.
Editor: Redaksi





















