Banda Aceh – Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menyoroti kondisi memprihatinkan yang dialami masyarakat nelayan di Aceh Timur terkait pendangkalan muara Kuala Idi Rayeuk yang semakin parah.
Anggota DPRA, Azhari alias Maob, menyampaikan aspirasi ini dalam rapat paripurna di gedung DPRA pada Jumat (14/11/2025).
Azhari mengungkapkan bahwa pendangkalan muara Kuala Idi Rayeuk telah berlangsung lama dan semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas nelayan setempat, yang mayoritas menggantungkan hidupnya dari hasil laut.
“Pendangkalan ini menyebabkan kapal-kapal nelayan kesulitan untuk keluar masuk muara, terutama saat air laut surut. Akibatnya, waktu melaut menjadi lebih pendek dan hasil tangkapan pun menurun drastis,” ujar Azhari.
Lebih lanjut, Azhari menjelaskan bahwa pendangkalan juga berdampak pada keselamatan nelayan. Kapal-kapal yang mencoba melewati muara yang dangkal berisiko kandas atau bahkan tenggelam.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Masyarakat nelayan sudah lama mengeluhkan masalah ini, namun belum ada solusi yang konkret dari pemerintah,” tegasnya.
Dalam rapat paripurna tersebut, Azhari secara langsung meminta Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, untuk segera mengambil tindakan dan mencari solusi atas masalah pendangkalan muara Kuala Idi Rayeuk.
“Kami berharap Bapak Gubernur dapat memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini. Segera turunkan tim untuk melakukan kajian dan mencari solusi yang tepat dan berkelanjutan,” pintanya.
Azhari menambahkan bahwa penanganan masalah pendangkalan muara Kuala Idi Rayeuk membutuhkan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah.
“Kami siap untuk mendukung segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Kami juga berharap masyarakat nelayan dapat bersabar dan terus memberikan masukan yang konstruktif,” pungkasnya.
Diharapkan dengan adanya perhatian dari DPRA dan respon cepat dari Gubernur Aceh, masalah pendangkalan muara Kuala Idi Rayeuk dapat segera teratasi dan kehidupan masyarakat nelayan di Aceh Timur dapat kembali .
Editor: Redaksi





















