Home / Banda Aceh / News / Parlementarial / Pemerintah Aceh

Sabtu, 26 Juli 2025 - 14:35 WIB

Wagub Fadhlullah Apresiasi Komisi II DPR RI yang Dukung Perpanjangan bahkan Permanenisasi Dana Otsus Aceh

REDAKSI - Penulis Berita

H. Fadhlullah, SE., menyampaikan apresiasi mendalam atas komitmen dan dukungan Komisi II DPR RI terhadap keberlanjutan Dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh. Dalam kunjungan kerja ke Banda Aceh pada Jumat (25-07-2025).

H. Fadhlullah, SE., menyampaikan apresiasi mendalam atas komitmen dan dukungan Komisi II DPR RI terhadap keberlanjutan Dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh. Dalam kunjungan kerja ke Banda Aceh pada Jumat (25-07-2025).

Banda Aceh, — Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, SE., menyampaikan apresiasi mendalam atas komitmen dan dukungan Komisi II DPR RI terhadap keberlanjutan Dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh. Dalam kunjungan kerja ke Banda Aceh pada Jumat (25/7/2025), Komisi II membuka opsi pembentukan Panitia Kerja (Panja) khusus untuk mendalami kemungkinan menjadikan dana Otsus sebagai kebijakan permanen demi menjamin pembangunan berkelanjutan di Aceh.

Pertemuan antara Pemerintah Aceh dan Komisi II DPR RI berlangsung di Gedung Serbaguna Setda Aceh. Turut hadir jajaran Forkopimda Aceh, Wakil Ketua DPRA, Plt Sekda Aceh, Kajati Aceh, para bupati dan wali kota se-Aceh, akademisi, serta para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA). Rombongan Komisi II dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi II, Dede Yusuf.

Dalam forum tersebut, Wagub Fadhlullah menegaskan bahwa Dana Otsus masih menjadi tulang punggung pembangunan di Aceh. Ia menyebut bahwa 77 persen belanja pemerintah Aceh bersumber dari dana transfer pusat, termasuk Dana Otsus.

Baca Juga :  Anggota DPR RI Christina Aryani : Mayjen Maruli Simanjuntak Tegas Tak Neko-Neko!

“Dana Otsus telah banyak menggerakkan ekonomi Aceh, terutama sektor pelayanan dasar. Kami harap Komisi II bisa memperjuangkan perpanjangan, bahkan permanenisasi Dana Otsus Aceh,” kata Fadhlullah.

Kepala BPKA Aceh dan Kepala Bappeda Aceh ikut memaparkan pentingnya perpanjang dana otsus. “Jika dana otsus habis maka akan terjadi perlambatan dalam berbagai aspek pembangunan termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Kepala Bappeda Aceh

Sementara Direktur RSUD Zainoel Abidin juga menjelaskan peran penting Dana Otsus dalam mendukung Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bidang kesehatan, yang selama ini menjadi penopang utama layanan rumah sakit rujukan provinsi.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim yaitu Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Dr. Dede Yusuf, menegaskan bahwa Aceh tak boleh dianaktirikan. “Kalau Papua bisa mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari pusat, maka Aceh juga pantas mendapat hal yang sama. Kami membuka diri untuk pembahasan lebih lanjut, termasuk membentuk Panja dan mempertimbangkan opsi Otsus permanen,” ujarnya.

Baca Juga :  Sosialisasi Draft Revisi UUPA di Aceh Selatan, Peserta Sarankan Klausul Penguatan Qanun Aceh

Anggota Komisi II lainnya, Deddy Yevri Hanteru Sitorus (PDIP), H. Mohammad Toha (PKB), Heri Gunawan (Gerindra), Ahmad Heryawan (PKS), dan Aria Bima (PDIP), senada menyuarakan dukungan terhadap Aceh. Mereka mendorong evaluasi menyeluruh terhadap implementasi Otsus dan menyatakan kesiapan membentuk Panja khusus Aceh untuk pembahasan yang lebih strategis dan mendalam.

“Otsus bukan sekadar diperpanjang, tetapi dipermanenkan. Ini bentuk penghargaan atas sejarah dan pengorbanan Aceh, serta komitmen nasional terhadap integrasi dan keadilan,” ujar Aria Bima.

Wakil Gubernur Fadhlullah menanggapi positif dukungan tersebut. Ia menyatakan bahwa Pemerintah Aceh siap menggelar Focus Group Discussion (FGD) lanjutan bersama Komisi II DPR RI dan kementerian terkait di Jakarta. “Kami ingin memastikan suara Aceh bukan hanya didengar, tetapi juga diperjuangkan di tingkat nasional. Terima kasih atas komitmen tulus para anggota DPR RI,” ucapnya.

Baca Juga :  Pj Gubernur Didesak Ganti Ketua KONI Aceh

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah kepala daerah juga menyampaikan aspirasi, termasuk isu minimnya keterwakilan putra-putri Aceh di lembaga pendidikan kedinasan seperti Akpol dan IPDN. Mereka juga menyoroti persoalan kawasan hutan di Gayo Lues, di mana lima desa masih terhambat status legalitas karena berada di wilayah kehutanan, meski telah ditempati selama puluhan tahun.

Selain itu, Fadhlullah turut menyoroti persoalan mahalnya harga tiket penerbangan dari dan ke Aceh. Ia meminta dukungan Komisi II agar pemerintah pusat memperhatikan isu ini. “Di hari-hari besar, tiket ke Aceh dari Jakarta bisa mencapai Rp12 juta. Padahal masyarakat Aceh punya andil besar dalam sejarah penerbangan nasional. Di mana rakyat Aceh pernah menyumbangkan rmas untuk membeli pesawat pertama Garuda Indonesia,” ujar Fadhlullah.

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

Daerah

Sambut Hari Bhakti Pemasyarakatan, Lapas Tondano Simak Arahan Dari Sekretaris Ditjen PAS

Aceh

Langkah Inspiratif Guru SMAN 1 Kuala, dari Bireuen ke Yunnan, Gali Ilmu Pendidikan Modern di Negeri Tirai Bambu

Pemerintah Aceh

Pj Sekda Aceh Serahkan Piala Juara Umum Popda untuk Kota Banda Aceh 

Internasional

Indonesia – Malaysia MoU Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia 

Nasional

Pemerintah Aceh Raih Penghargaan Anugerah Pengadaan 2023

Advertorial

DPRA Panggil Bappeda dan Dinas Keuangan Bahas Lambatnya Realisasi APBA 2025

Aceh

5 Nelayan Aceh dari Thailand telah tiba di Bandara Kualanamu Medan

Nasional

Menko Luhut Lantik Ayodhia Kalake sebagai Sesmenko Marves