Aceh Tamiang – Di tengah upaya pemulihan pasca banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh Tamiang, Dinas Pendidikan Aceh menunjukkan komitmennya untuk menjaga keberlangsungan pendidikan.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murtalamuddin, S.Pd., M.S.P, turun langsung ke lokasi pada Minggu, (28/12/2025) untuk meninjau kondisi sekolah-sekolah yang terdampak dan memberikan arahan terkait proses pembelajaran.
SMA Negeri 4 Karang Baru Aceh Tamiang menjadi salah satu contoh sekolah yang mengalami kerusakan berat akibat banjir, dengan ketinggian air mencapai sekitar enam meter.
Akibatnya, seluruh fasilitas sekolah seperti komputer, meja belajar, dan perlengkapan pembelajaran lainnya rusak dan tidak dapat digunakan.
Melihat kondisi tersebut, Murtalamuddin bersama rombongan, yang juga didampingi oleh Ketua dan Pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh, ikut membersihkan ruang kelas yang masih dipenuhi lumpur.
Dalam kesempatan itu, Murtalamudin menegaskan bahwa dunia pendidikan tidak boleh berhenti meskipun dalam kondisi darurat.
Ia mengharapkan agar pembelajaran di Aceh dapat kembali berlangsung seperti biasa mulai tanggal 5 Januari 2026.
Namun, bagi sekolah yang masih terdampak banjir dan dalam tahap pembersihan, pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi.
“Ajarkan apa yang bisa diajarkan, yang penting anak-anak tetap datang ke sekolah, tidak belajar sendirian di rumah,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa proses belajar tidak harus selalu berfokus pada capaian akademik semata. Dalam kondisi pascabencana, pendekatan kemanusiaan justru menjadi prioritas.
Guru dapat mengisi pembelajaran dengan kegiatan trauma healing, belajar bersama, bercerita, atau aktivitas positif lainnya untuk memastikan trauma anak-anak tidak berkelanjutan.
Arahan tersebut juga disampaikan secara resmi dalam pertemuan bersama para kepala sekolah dan dewan guru di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, yang dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh Tamiang, Bachtiar, S.Pd., M.[*].
Editor: Redaksi






















