Jakarta – Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB University), Nahrowi memberikan materi mengenai teknologi terkini dalam peningkatan kualitas nutrisi hasil samping agroindustri sebagai pakan ternak ruminansia.
Menurutnya, permasalahan terkini pada peternakan seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) harus dapat diselesaikan dengan teknologi pengolahan pakan yang baik.
“Beberapa fakta terkait bahan pakan lokal adalah teknologi produksinya masih tradisional, penanganan pakan pasca panen yang buruk serta kualitas dan harga bahan pakan lokal yang bervariasi,” jelas Nahrowi dalam webinar “Peran Teknologi Pakan di Era Society 5.0 terhadap Kualitas Hewan Ruminansia”, yang dikutip dari siaran pers IPB, Minggu, 5 Juni 2022.
Menurut Nahrowi, salah satu solusi mengatasi permasalahan pakan adalah dengan merevitalisasi kemandirian bahan pakan lokal seperti jagung, onggok, bungkil inti sawit, rumput, lamtoro dan lain sebagainya.
“Revitalisasi pakan dengan melakukan pengelolaan pakan yang baik, difokuskan pada pengolahan dan penyimpanan pakan.
Lalu diformulasikan agar menjadi bahan pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, teknik peningkatan kualitas bahan pakan dapat berupa perlakuan fisik, perlakuan kimia, suplementasi dan perlakuan enzim.
“Penyakit Mulut dan Kuku tidak tahan asam. Apabila pakan dijadikan silase, PMK akan menjadi tidak aktif pada silase.
Maka dari itu, produk silase dapat diterapkan untuk mencegah penyebaran PMK di Indonesia,” tandasnya.
Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB University) menggelar webinar “Peran Teknologi Pakan di Era Society 5.0 terhadap Kualitas Hewan Ruminansia”.
Webinar ini menghadirkan Prof Nahrowi, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University sebagai pembicara.**