Jakarta – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly, menyampaikan pesan penting kepada para wisudawan Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan Politeknik Imigrasi (Poltekim).
Pesan tersebut merupakan bekal kepada para wisuda untuk menjadi tenaga yang handal, terampil, yang menyumbangkan diri untuk bangsa dan negara melalui pengabdian, dan menjadikan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) lebih baik di masa yang akan datang.
“Steven R. Covey mengatakan, there are 4 L yang harus saudara perhatikan untuk menjadi sukses,” ujar Yasonna saat memberikan orasi ilmiah pada acara Wisuda Lulusan Poltekim Angkatan 20 dan Poltekip Angkatan 52, di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cinere, Depok, Kamis (23/12/2022).
Yang pertama adalah to Live (untuk hidup). Untuk hidup kita harus berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makan, minum, dan berjuang untuk kehidupan fundamental kita, sebagai insan/human being. Sebagai maksluk sosial/social being, tidak cukup hanya untuk hidup, hidup juga butuh to Love (mencintai), mencintai orang tua dengan sepenuh hati, saudara, keluarga, rekan kerja, lingkungan, dan mencintai anak bangsa yang lain.
“Kalau hanya berpikir hanya diri sendiri, saudara tidak akan berhasil di kemudian hari. Cinta akan mengalahkan kebencian, cinta akan mengalahkan dendam. Dalam kehidupan sosial kita, kita harus terus mengasah Cinta kasih, dalam artian menyayangi sesama. Menyayangi Tidak hanya terbatas menyayangi keluarga, di dalam lingkungan kerja saudara perlu membangun hal-hal seperti ini agar terwujud team work yang kuat,” tandas Yasonna.
Kemudian Yasonna mengingatkan kepada para wisudawan, meskipun sudah lulus, jangan pernah berhenti to Learn (belajar).
Belajar adalah proses ‘on going’ yang terus dilakukan dalam kehidupan. Jika ingin berhasil, Yasonna menasehati untuk tidak pernah berhenti belajar. Bila perlu menuntut ilmu sampai negeri Cina.
“Keep learning. Dimanapun saudara ditugaskan, ditempatkan, saudara harus belajar tentang tugas fungsi yang saudara lakukan. Perbaiki diri saudara dengan terus belajar,” ucap Yasonna.
Dan poin ke empat, lanjut Menkumham, adalah to leave a Legacy (peninggalan yang berharga), meninggalkan legacy dalam setiap jejak-jejak di mana saudara ditempatkan.
“What ever you are, leave a legacy. Harimau mati meninggalkan belang, kita mati meninggalkan legacy,” kata Yasonna.
Lebih lanjut Yasonna mengatakan, para wisudawan Poltekip/Poltekim adalah potensi besar sebagai pemimpin di Kemenkumham. Di antara saudara akan Bersaing, bertarung untuk mengabdi di negeri ini.
Akan ada kompetisi, yang terbaik akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang.
“Modal dasar untuk terjun di Kemenkumham adalah SIAP. Strategi, Integritas, Akuntabel, dan Profesional,” beber Yasonna.
Menkumham menjelaskan, sebagai pemimpin, kita harus punya strategi dan mampu membuat percepatan kinerja organisasi.
Kemudian Integritas. Ini yang paling penting dan harus ada dalam diri kita semua sebagai tuntutan dalam bertindak dan berperilaku.
“Seorang ahli finansial Warren buffet mengatakan, kalau saya hendak menggaji seseorang di perusahaan saya, maka yang saya butuhkan adalah tiga hal, yang pertama adalah intelligence (kecerdasan).
Saudara-saudara sudah cerdas, sebelum masuk sudah melalui Computer Assisted Test (CAT), kemudian belajar terus-menerus selama empat tahun di Poltekip/Poltekim, saudara cerdas,” ujar Yasonna.
Kemudian yang ke dua, Energy/the power to work. Selain kecerdasan, dibutuhkan pula kemauan untuk berkinerja dan tidak perhitungan dalam bekerja.
“Karena ada beberapa orang yang bekerja sampai jam 5, belum jam 5 sudah tutup laptop tidak mau lagi bekerja, makan siang 3 jam, duduk-duduk, main handphone, kalau seperti ini kamu akan kalah dalam kompetisi. You have to have energy to work,” ucap Yasonna
Baru yang ke tiga, lanjut Menkumham, Integrity (integritas). Integritas merupakan yang terpenting dan utama.
“Dalam integritas ada kejujuran. Kalau seseorang punya kecerdasan dan energi, tetapi tidak punya integritas, kemungkinan besar dia malah memberikan daya rusak yang besar. Tapi kalau dia punya kecerdasan, energi, dan integritas, dia pasti memiliki daya kontributif yang besar. Remember these intelligence, energy, integrity,” terang Yasonna.
Modal dasar selanjutnya adalah Accountable (akuntabel). Segala pekerjaan yang kita hasilkan harus dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian Profesional, yang berarti bekerja dengan skill dan knowledge.
Selain itu, Menkumham juga berpesan kepada para wisudawan untuk berbakti kepada orang tua. Karena orang tua kita bisa berhasil, mereka telah mendidik kita sedari kecil.
“Kalau kamu berbakti kepada orang tuamu, berkat, rahmat tuhan akan mengalir kepadamu. Dan Saya merasakan itu dengan Ibu saya. Karena Orang tua selalu berdoa untuk kamu menjadi orang sukses. Kalau boleh nanti gaji pertamamu kamu kasih semua ke orang tuamu, walaupun bagi orang tuamu tidak seberapa, tapi alangkah bahagianya orang tuamu,” beber Yasonna.
Terakhir dan utama, Jangan pernah lupakan Tuhan yang telah memberikan kesempatan hingga sampai pada tahapan saat ini.
“Be grateful kepada Tuhan dan orang tua,” ujar Yasonna.
Di akhir orasinya, Mengkumham kembali mengingatkan kepada para wisudawan untuk selalu mengabdi bagi bangsa dan negara melalui Kemenkumham.
“Kalian sudah punya modal dasar, jangan sia-siakan itu, abdikan diri di Kemenkumham. Jadi anak bangsa yang mencintai bangsa ini. Jangan ada niat untuk mencederai bangsa ini, setia pada ideologi dan konstitusi negara,” harap Yasonna.
“Saya harap saat ketemu kalian nanti, kalian telah memimpin lembaga pemasyarakatan (lapas)/rumah tahanan negara (rutan)/kantor imigrasi (kanim) dan telah mendapatkan predikat WBK/WBBM itu baru Top. Namamu akan dikenal orang,” tutup Yasonna.(khi*)